Dinas Pendidikan Ternate Diminta Serius Tangani Krisis Pustakawan
- account_circle Admin
- calendar_month Kam, 16 Okt 2025

Johanna Lusje Lethulur. Sekretaris Dispersip Kota Ternate. (MahabariFoto)
Kegiatan perdana sertifikasi profesi pustakawan, diikuti oleh 34 peserta, dengan melibatkan 13 asesor, terdiri dari delapan asesor nasional dan lima pustakawan dari Pusat Pembinaan Pustakawan (Pusbinawan) Perpusnas RI.
Dari hasil uji kompetensi, 19 peserta dinyatakan berkompeten dan berhak menerima sertifikat profesi pustakawan, sementara 14 peserta lainnya masih memerlukan pembinaan lanjutan. Satu peserta dilaporkan mengundurkan diri selama proses sertifikasi berlangsung. Johanna menyebut, kegiatan ini merupakan yang pertama kalinya digelar di wilayah timur Indonesia, khususnya di Maluku Utara.
“Animo peserta sangat tinggi. Bahkan, masih banyak yang ingin ikut, tapi kuota dari pusat hanya 34 orang. Kami berharap tahun depan bisa ada tambahan kuota agar lebih banyak pustakawan di Ternate yang tersertifikasi,” ungkapnya.
Sapaan akrab ibu nona itu juga mengungkapkan. Berdasarkan rekomendasi dari Perpusnas tahun 2024, Kota Ternate memiliki kebutuhan sekitar 115 jabatan fungsional pustakawan. Namun, hingga kini, jumlah pustakawan yang aktif masih sangat minim.
“Saat ini di Kota Ternate tercatat hanya dua pustakawan hasil penyetaran dan itu berada di Dinas Perpustakaan. Sedangkan Dari 113 sekolah dasar, baik negeri maupun swasta, serta lebih dari 33 SMP, belum memiliki tenaga pustakawan,” jelasnya.
Kondisi ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah daerah dalam mewujudkan SDM unggul di bidang literasi. Ia menegaskan bahwa tenaga pustakawan profesional memiliki peran penting dalam mengelola perpustakaan sekolah, yang selama ini guru studi dijadikan sebagai pustakawan.
- Penulis: Admin



