Home / Headline

Selasa, 3 Oktober 2023 - 18:33 WIT

Gagal Urus Pasar Mahasiswa Geruduk Kantor Disperindag Ternate



Masa Hamburkan Sayuran Busuk ke Kantor Disperindag

TERNATE-mahabari.com, Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Pemerhati Sosial (GAMHAS), Selasa (03/10) menggelar unjuk rasa demonstrasi. Bertempat, Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Ternate.

Aksi unjuk rasa puluhan mahasiswa dipicu lantaran Disperindag Kota Ternate dinilai gagal menata pasar. Bahkan, problem pungutan liar (Pungli) dan intimidasi pedagang marak terjadi. Masa kemudian menuntut  GAMHAS menuntut pemerintah harus serius dalam menyelesaikan permasalahan pasar di Kota Ternate.

Aksi unjuk rasa itu, masa memberikan aksi protes dengan menghamburkan sayur sayuran busuk, di depan pintu utama Kantor Disperindag Kota Ternate.

Baca Juga  Ribuan Ikan Tewas Diduga Terkena Racun Limba Tahu

Koordinator lapangan M. Risal Aswad mengatakan sesuai dengan data yang diperoleh GAMHAS, problem pasar, sudah lama terjadi di Kota Ternate, Ini disebabkan lantaran, konsep penataan pasar yang kacau, hingga tidak sesuai dengan harapan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Ternate.

“Hampir setahun, kata dia, pedagang direlokasikan dari tempat sebelumnya (belakang Jatiland mall) ke Pasar Bahari Berkesan 3, dan pasar Sabi-Sabi dengan harapan tempatnya layak dan strategis, namun yang terjadi malah sebaliknya, para pedagang mengalami sunyi pembeli bahkan dagangannya membusuk.” Ujarnya.

Baca Juga  Kios dan Rumah Milik Warga Kao Ludes Terbakar

Lanjut ia, Mirisnya para pedagang sering berpindah tempat, untuk tempat yang layak, dan strategis. Itu agar menunjang kebutuhan hidup, meski kadang mendapat intimidasi para petugas, hingga pengusiran.

“Sesuai hasil advokasi kami, tidak ada upaya Disperindag untuk melakukan penataan pasar, agar tidak terjadi konflik antara sesama PKL,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, bahwa ada 12 ruko tidak di fungsikan, sementara empat bangunan ruko di fungsikan sebagai tempat rental Play Station (PS), satu ruko untuk kantor, serta tujuh bangunan dibiarkan kosong tanpa aktivitas apapun, juga satu bangunan yang di jadikan sebagai kos-kosan.

Baca Juga  Malut & Pulau Kecil Dapat Perhatian Serius, Dalam Sejarah World Water Forum ke-10,

“Minimnya konsep penataan pasar justru berdampak pada nasib pedagang, sampai sejauh ini sebagian pedagang telah memilih berhenti berjualan karna masalah tempat yang tidak memungkinkan,” tuturnya.

Selain itu lanjut dia, pemerintah juga harus memberikan perhatikan ke sejumlah pasar di kota Ternate yakni pasar Sasa, pasar Dufa-dufa dan lainnya agar penataan terlihat merata.

“Kami juga memint stop pungli di pasar, intimidasi petugas pasar terhadap PKL, penjualan tempat ke pedagang dan juga aktifkan sejumlah pasar secara merata di Ternate,” pungkasnya.

Peliput Fahrun

Editor Kibo


Baca Juga

Headline

TNI Dan Pramuka Kekerjasama Bentuk Generasi Muda Berdedikasi

Headline

Bawaslu Dinilai Masuk Angin Lambat Respon Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN

Headline

KPK Lakukan Diskusi Kajian Identifikasi Korupsi SIHREN SOPHI inPLUS di RSUD CB

Headline

Dukung Ternate Kota Inklusif Dan Keamanan Untuk Penyandang Disabilitas
Pengurus Harian PWI Pusat. Samsir Hamajen

Headline

Kekerasan Dan Penganiayaan Wartawan Malut, PWI Pusat Siap Presur Ke Dewan Pers

Headline

BPIP Dan Mabesad Kunjungi Kampung Pancasila Desa Talaga Paca

Headline

Anggota ERT NHM Turut Begabung Pada Jambore Nasional Potensi SAR 2023

Headline

Akademisi Desak Polres Usut Tuntas Mafia BBM Subsidi di SPBU Wari