TERNATE Mahabari.com – Kampanye ke tiga pasangan calon walikota dan wakil walikota Ternate Sahril Abdurrajak dan Makmur Gamgulu di kelurahan kalumata kota Ternate Selatan (27/09/2024).
Dalam kampanye itu di hadiri mantan sekretaris DPW Partai NasDem Malik Ibrahim yang juga di beri kesempatan untuk melakukan orasi politiknya.
Orasi politik yang disampaikan Malik Ibrahim itu mengkritik abis kepemimpinan Tauhid Soleman di periodenya yang selama ini tidak mampu menyelesaikan masalah karena campur tangan Sekretaris Daerah.
“Sekda Jadi Kepala Dinas Perikanan, Sekda Jadi Kepala Dinas PUPR, Sekda Jadi Kepala Dinas Kebersihan, Sekda Jadi Kepala Dinas Kesehatan Dan lainya.” Ujar Malik Ibrahim
Namun jika Pemerintah sekarang ini bicara tentang Good Government tidak serta merta menjadi monopoli kelompok. Sehingga kota Ternate mengalami sakit parah.
Ditempat yang sama ketua tim kampanye Muhajirin Bailusyi. Juga membacakan sebuah akun palsu yang meminta dirinya untuk melakukan orasi politiknya yang mendidik dengan memberikan pesan yang beretika kepada masyarakat.
Dalam orasinya Muhajirin Bailusy meminta kepada pemilik akun yang mengkritisi orasinya itu agar orang itu bisa hadir untuk berdiskusi seberapa tahu tentang kota ini.
“Kalau dia bukan akun palsu saya minta dia datang untuk Torang dua diskusi, apa yang di tahu di Kota Ternate di lima tahun kemarin, tapi kalau akun palsu yah sudah lah.” Ujar Muhajirin
Muhajirin mengatakan dalam orasinya bagaimana cara membangun peradaban yang beretika, demokrasi yang beretika, tanpa intimidasi dan diskriminasi terhadap Aparatur Sipil Negara ASN dan PTT.
“Anda harus lebih dulu bertikai barulah anda menegur orang lain,” sindirnya
Lanjutnya, Muhajirin yang juga sebagai ketua DPC partai PKB. Dengan nada tegas mengatakan bahwa kepemimpinan saat ini tidak beretika secara demokrasi, karena menggunakan fasilitas negara untuk melakukan intimidasi dan diskriminasi terhadap ASN dan PTT untuk membangun kekuatan politik.
Dari orasinya Muhajirin Mengatakan bahwa petahana saat ini tidak bisa disebut beretika dalam demokrasi. Tutupnya
Peliput: Faisal
Editor: Faisal