TOBELO-Mahabari.Com, Pengangkutan Limba B3 diambil alih oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mendapat sorotan dari Akademisi Universitas Halmahera (UNIRA). Sorotan itu, Tindakan DLH mengambil alih pengangkutan Limba B3 merupakan tindakan inovatif.
Pasalnya meski DLH bertindak inplusif merupakan tindakan yang egoisme, Impulsif sebuah perilaku yang ditandai ketika seseorang melakukan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya dan dilakukan secara berulang-ulang. Biasanya seseorang dengan perilaku impulsif merasa ‘perlu’ untuk melakukannya demi memperbaiki perasaannya meski hanya sementara.
Akademisi Unira Dr Ibnu Kanaha mengatakan, banyak orang belum memahami limba B3 bahwa limba B3 sangat berbahaya, bahkan merusak lingkungan kesehatam masyarakat. Tak hanya itu ada juga limba b3 sebagai sumber penghasilan apa bila proses penanganan yang sesui prosesdul.
“dari mulai proses pengelolaan limbah mulai dari awal hingga akhir, tidak hanya melibatkan satu pihak. Secara keseluruhan, ada lima pihak yang terkait dan berperan penting dalam proses pengelolaan limbah B3. Mereka adalah penghasil, pengangkut, pengumpul, pengolah, dan penimbun limbah B3.” Ujarnya.
Lanjut ia, bahwa pihak-pihak yang bertnggungjawab (DLH) maupun pihak ketiga yang memiliki pengalaman di bidang pengelolaan limba B3. limba B3 ditangani oleh provisi merugikan oleh pemdah halut itu sendiri.
”Dins DLH ada inovatif dalam hal menangani Limba B3. inovatif tindakan yang dilakukan untuk menciptakan kreasi baru dari temuan yang sudah ada sebelumnya, dan diterapkan untuk dapat meningkatkan kinerja pemerintah.” Akhirinya
peliput Kibo