MAHABARI, TOBELO- Kekurangan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Halmahera Utara (Halut) menjadi perhatian serius.
Belakang ini terjadi antrian panjang di tiga SPBU yang ada di Halut, baik roda empat, roda dua dan roda tiga, karena masalah inilah yang membuat DPRD Halut langsung memanggil pemilik SPBU dan Direktur Pertamina Halut.
Ketua Komisi II DPRD Halut Samsul Bahri Umar mengatakan, kelangkaan ini terjadi bukan karena kekurangan stok BBM jenis Pertalite, namun karena ada penjualan BBM di SPBU yang tidak beres, sehingga terjadilah kepanikan di masyarakat, seharusnya pihak SPBU lebih tegas lagi terkait dengan penjualan Pertalite.
“Masih banyak pengecer yang mengambil Pertalite di SPBU, cara mengambil Pertalite ini karena ada yang sudah memodifikasi tangki mobil maupun motor, sehingga pengisian di tangki tersebut bisa mencapai 40 sampai dengan 60 liter,” jelas Samsul, Kamis (19/5/2022)
Dirinya mengungkapkan, seringkali menerima keluhan masyarakat terkait kelangkaan BBM. Saat ini Komisi II DPRD Halut telah menjadi medium untuk menerima keluhan terkait kelangkaan.
“Antrean BBM yang panjang sering kita lihat videonya di medsos yang dikirimkan masyarakat, karena masyarakat selalu menjadikan kami sebagai tumpuan untuk pengaduan, bukan lagi ke Pemerintah,” ujarnya.
Lanjut Samsul, jika harga BBM bersubsidi ini tidak segera diatasi dan masih ada yang menjual dengan harga tidak wajar yaitu Rp. 15 ribu /liter, maka untuk mengatasi hal tersebut Pemerintah harus memiliki cara agar harga BBM jenis Pertalite ini kembali stabil.
“Banyak cara yang dilakukan oleh pengecer ketika mengambil BBM di SPBU, namun Pemerintah juga harus punya cara tersendiri untuk mengatasi hal ini, jika dibiarkan seperti ini terus maka harga BBM yang bersubsidi ini terus dimainkan,” jelasnya.
Dirinya mengatakan, jika penjualan BBM jenis Pertalite disetiap depot dengan harga Rp. 10 ribu/liter ini masih sangat wajar, namun jika penjualan diatas harga tersebut ini sudah sangat tidak wajar, apalagi saat ini harga kopra sudah mulai turun namun harga BBM tidak akan turun.
“Saat ini kita lihat secara langsung harga kopra, cengkeh dan pala mulai turun namun BBM tidak akan turun, ini yang menjadi masalah,” tutur Samsul.
Sementara, Kepala FTM Pertamina Tobelo Evon Sulu Setiawan mengatakan, untuk saat ini stok BBM masih aman untuk bulan ini.
Kata dia, sebenarnya tidak terjadi kelangkaan BBM, sebab setiap hari Pertamina mendistribusikan BBM jenis Pertalite ke tiga SPBU sebesar 30 ton, namun yang menjadi masalah adalah di pengecer, karena pengecer sudah bermain harga BBM yang bersubsidi.
“Kami meminta pihak SPBU yang di Halut jangan lagi memberikan BBM bersubsidi ke pengecer, jika kami temukan masih ada SPBU yang melayani pengecer menggunakan galon (jerigen) kami akan tindak tegas,” tegasnya.
Untuk kuota BBM yang di berikan oleh BPH Migas ke Pertamina sangat mencukupi untuk melayani masyarakat, BBM ini bukan hanya didistribusi ke SPBU yang di Halut, namun Pertamina juga mendistribusikan ke beberapa Kabupaten yang ada di Malut.
“Kami di Pertamina selalu saja menjaga stok untuk tiga hari agar tidak terjadi kelangkaan BBM, besok ada kapal tanker yang masuk, kami hanya meminta agar pihak Kepolisian dan Aparat setempat bisa mengawasi penjualan BBM di SPBU agar tidak ada SPBU yang bermain BBM,” tutup Kepala FTM Pertamina Tobelo.
Peliput: Jasman
Editor: ZI