TERNATE Mahabari.com – Kasus rudapaksa yang melibatkan 16 pelaku, termasuk dua oknum tenaga pendidik, menjadi perhatian serius kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Maluku Utara.
Hal ini disayangkan oleh Musrifah Alhadar, Kepala DP3A Maluku Utara, dalam rangka memperingati Hari Kartini ke-147 yang berlangsung pada Senin, 21 April 2025. Yang bekerja sama dengan PKK Provinsi Maluku Utara.
Musrifah meminta agar penegak hukum, khususnya Polres Halmahera Selatan, segera melengkapi alat bukti untuk menetapkan 9 tersangka lainnya dalam kasus tersebut.
“Kami berharap Polres Halmahera Selatan segera melengkapi alat bukti agar tersangka lain dapat segera ditetapkan,” ujarnya pada Senin (21/04/25).
Selain itu, Musrifah juga mengimbau agar korban atau keluarga yang mengalami kekerasan seksual atau bentuk kekerasan lainnya segera melapor kepada orang terdekat atau pihak yang dipercaya.
Sehingga Hal ini penting agar penanganan dapat dilakukan bersama-sama dengan instansi terkait, sehingga kasus serupa tidak terjadi lagi di Halmahera Selatan.
“Kami mengajak anak-anak dan orang tua untuk segera melaporkan kejadian yang menimpa generasi penerus bangsa agar penanganan bisa dilakukan bersama. Jangan menunggu hingga bertambahnya pelaku,” tegasnya.
Kepala DP3A, juga menyayangkan insiden rudapaksa yang menimpa seorang siswi, sejak duduk di bangku SD hingga SMP, dengan 16 pelaku yang terlibat.
Oleh karena itu, Musrifah menekankan pentingnya kesadaran masyarakat Maluku Utara, untuk segera melaporkan kejadian serupa, terutama jika ada anak yang diancam agar tidak melapor.
“Kami berharap seluruh masyarakat Maluku Utara tidak takut untuk melapor atau mengadu kepada orang yang dipercaya agar kasus seperti ini dapat segera ditangani,” tambahnya.
Peliput: Faisal
Editor: Faisal