Home / Budaya / Kata Mereka

Senin, 28 April 2025 - 19:16 WIT

Samsara, Launching Buku: Keadilan Reproduksi Realitas Kasus dan Narasi Perjuangan


Samsara, Launching Buku: Keadilan Reproduksi Realitas Kasus dan Narasi Perjuangan

Samsara, Launching Buku: Keadilan Reproduksi Realitas Kasus dan Narasi Perjuangan


TERNATE Mahabari.com – Dalam peluncuran buku ini, Zharueny, Koordinator Edukasi dan Advokasi Samsara, menyampaikan bahwa isu kesehatan seksual dan reproduksi masih sering dianggap tabu, dengan stigma yang tinggi di tengah masyarakat dan aktivis.

Dalam konteks pendampingan terhadap isu kekerasan terhadap perempuan, terutama kekerasan seksual, situasi ini diperburuk oleh minimnya pendidikan tentang kesehatan seksual dan reproduksi serta terbatasnya akses ke layanan informasi yang relevan.

Zharueny menambahkan bahwa, kurangnya pemahaman tentang Comprehensive Sexuality Education (CSE) berimbas pada ketidakcukupan pelayanan untuk memenuhi Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR).

Kondisi ini sangat merugikan, terutama bagi korban tindakan pidana perkosaan yang mengalami Kehamilan Tidak direncanakan (KTD). Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2024 serta Peraturan Menteri Kesehatan No. 2 Tahun 2025, hak-hak kesehatan seksual dan reproduksi masih sering diabaikan,

Zharueny. Hal itu tidak diinformasikan dengan baik, dan tragisnya, korban sering kali dikriminalisasi. Ucapnya Senin (28/04/25).

Selain itu Di Indonesia, minimnya akses ke informasi dan keterbatasan layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang komprehensif turut berkontribusi terhadap tingginya angka kekerasan seksual. Meningkatnya kasus kehamilan tidak direncanakan, pemaksaan pernikahan, hingga tindakan kriminalisasi terhadap tubuh perempuan.

Baca Juga  Operasi Mandiri Keselamatan Kie Raha 2025, Ditindak 50 Pelanggar

Menurut Zharueny, tantangan geografi Indonesia sebagai negara kepulauan, dengan ketidakseimbangan akses antara desa dan kota, semakin mempersulit distribusi layanan serta informasi terkait kesehatan reproduksi, termasuk upaya peningkatan kesehatan perempuan.

Antara tahun 2022 dan 2024, Samsara telah menyelenggarakan workshop dan kelas menulis terkait keadilan reproduksi di wilayah Maluku Utara dan Papua, melibatkan aktivis perempuan, jurnalis muda, pendamping korban kekerasan seksual, serta perempuan pengungsi yang ditempatkan di Maybrat, Papua.

Lanjutnya, Para penulis berhasil mengembangkan tulisan mereka lebih dalam dengan dukungan dari Samsara, dan hasilnya adalah buku berjudul “Keadilan Reproduksi: Realitas Kasus dan Narasi Perjuangan”.

Buku ini merupakan kumpulan cerita pengalaman perempuan terkait KTD, kekerasan seksual, praktik kawin paksa, serta pelanggaran hak perempuan atas pendidikan dan masalah kesehatan seksual reproduksi lainnya yang menyentuh kehidupan sehari-hari.

Baca Juga  Pelanggaran Netralitas ASN, Pose 2 Jari Kadisdik. Diduga Kuat Dukungan Tauhid-Nasri

Dalam agenda peluncuran ini, diharapkan bahwa cerita-cerita yang disampaikan oleh para penulis dapat dipahami dengan empati, serta dipandang dari perspektif yang berfokus pada perempuan.

Bukan hanya itu, dia juga berharap bahwa buku ini dapat memicu jaringan solidaritas atas isu kemanusiaan, serta mendorong kolaborasi dalam membantu perempuan dan korban perkosaan untuk mendapatkan hak kesehatan seksual dan reproduksi mereka.

Dengan acara peluncuran buku “Keadilan Reproduksi: Realitas Kasus dan Narasi Perjuangan” dari Samsara. Dapat merubah paradigma berpikir sederhana dalam mengambil langkah yang merugikan pihak perempuan.

Meskipun Buku ini adalah bagian dari seri yang pertama dari proses yang dilakukan sepanjang tahun 2023 hingga 2024, yang melibatkan kelas menulis yang menghasilkan penulis muda dari kalangan pendamping korban kekerasan seksual, jurnalis muda, dan aktivis perempuan di Maluku Utara.

Namun Dalam buku ini, terdapat poin-poin penting tentang realitas kasuistik yang sering dialami oleh perempuan di wilayah timur, khususnya Maluku Utara dan Papua.

Salah satu kasus yang diangkat dalam buku ini adalah kisah seorang remaja perempuan bernama Erin, yang berusia 17 tahun dan ingin melanjutkan pendidikannya meskipun telah mengalami peniadaan hak pendidikannya di Sorong. Dalam kisah ini,

Baca Juga  Taufik Djauhar: Pekan Ketiga Ramadhan, Musrembang Kota Digelar

Erin mengalami kehamilan tidak direncanakan akibat kekerasan berbasis gender.

Tragisnya, ia diberhentikan dari sekolah karena kehamilannya terungkap menjelang ujian nasional.

Kasus seperti yang dialami Erin sebenarnya sering terjadi di Maluku Utara, tetapi sangat jarang mendapatkan perhatian dan empati dari pemerintah.

Sedangkan di Kasus lainnya, yang dibahas dalam buku ini adalah tentang seorang ibu rumah tangga bernama Nia, yang bercerita mengenai alasan ekonomi yang membuatnya bertahan dalam hubungan pernikahan yang penuh kekerasan selama 16 tahun.

Nia telah menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga sejak kecil, dan kisahnya bertujuan untuk memberikan pembelajaran kepada masyarakat, terutama orang tua, dalam pengambilan keputusan.

Buku ini diharapkan juga dapat menarik perhatian pemerintah terhadap isu-isu yang dihadapi oleh perempuan, ungkap Zharueny, koordinator bidang edukasi dan advokasi dari Samsara.

 

Peliput: Faisal

Editor: Faisal


Baca Juga

Budaya

Safari Ramadan di Kabupaten Kepulauan Sula, Pemuda Muhammadiyah Malut Santuni Anak Yatim

Budaya

Capaian PAD Disparbud Halsel Triwulan I 2025 Lampaui Target

Kata Mereka

Operasi Mandiri Keselamatan Kie Raha 2025, Ditindak 50 Pelanggar

Budaya

Festival Kebangsaan 2022, Resmi Dibuka

Kata Mereka

Oknum Warga Staf Kelurahan Ikut Konsumsi Miras Saat Jam Kerja

Home

Wabub, Helmi Umar Muchsin Tinjau Langsung Lokasi Terdampak Banjir

Kata Mereka

Bappelitbangda Kota Ternate Telah Rampungkan RPJPD 2025-2045

Kata Mereka

Calon Walikota Ubar Janji, Netizen: Tak Mau Dibohongi Dua Kali